Saterdag 20 Julie 2013

Tips Memilih Busana Muslim dan Jilbab Bagi yang Bertubuh Gemuk

Tips Memilih Busana Muslim dan Jilbab Bagi yang Bertubuh Gemuk

Saat ini berbagai model busana muslim sudah beredar di pasaran. Hal tersebut tentunya semakin mempermudah untuk memilih sesuai dengan selera dan kebutuhan, Nah bagi Anda yang memiliki tubuh gemuk, ada beberapa tips khusus dalam memilih busana muslim :

  • Tetap memperhatikan syarat busana muslimah yang sesuai, yaitu longgar dan tak membentuk lekukan tubuh.
  • Motif kain yang Anda pilih sebaiknya kecil-kecil dan berwarna terang, sebab motif besar akan membuat tubuh Anda nampak makin berisi.
  • Jangan memilih busana muslim yang bergaris horisontal, baik itu gamis, atasan atau bawahan. Hal tersebut akan memberi kesan makin lebar pada tubuh pemakainya.
  • Jangan pilih busana muslim yang berbahan mengkilap, sebab kain tersebut akan memantulkan siluet postur tubuh pemakainya.
  • Pemilihan warna untuk yang bertubuh gemuk tak selalu harus gelap. Untuk baju atas bawah, maka warna terang boleh diterapkan untuk bagian atas, dan warna gelap untuk bagian bawah. Sedangkan busana terusan, warna-warna lembut bisa jadi pilihan.
  • Jika Anda ingin memakai celana panjang sebagai variasi, maka jangan pilih celana model ketat, atau sempit pada bagian bawah. Pilihlah yang longgar agar bentuk pinggul dapat tersamar.
  • Model busana muslimah yang bertumpuk memang indah. Jika Anda ingin mengaplikasikannya, maka pilih yang berbahan tipis dan ringan, agar penampilan Anda tak berkesan berat.
  • Jilbab untuk yang bertubuh gemuk, sebaiknya jangan bertumpuk banyak bahan. Pilih jilbab tanpa motif, dan tidak bertumpuk. Maka wajah anda akan nampak lebih lonjong dan langsing.

Ini Makanan yang Dianjurkan dan Harus Dihindari Saat Baru Buka Puasa

img

Dok. Thinkstock

Jakarta - Umumnya asupan makanan saat Ramadhan tidak terkontrol dari hari biasanya karena banyak orang tidak bisa menahan nafsu makan setelah berbuka puasa. Tidak sedikit orang yang kalap menyantap hidangan berbuka untuk 'balas dendam' setelah seharian menahan haus dan lapar.

Pakar gizi dan nutrisi, Prof. Hardinsyah, MS, menjelaskan, pola makan saat puasa harus tetap dikontrol demi kesehatan Anda. Perhatikan makanan yang akan dikonsumsi sebelum berbuka puasa. Ia menganjurkan sebaiknya memilih makanan ringan yang banyak mengandung karbohidrat kompleks ketika baru berbuka.

"Makanan kecil dulu termasuk air putih, kurma, pepaya, dan segala macam buah," tutur pria yang akrab disapa Hardin itu saat berbincang-bincang dengan wolipop melalui telepon, Kamis (18/7/2013).

Buah menjadi hidangan yang baik untuk berbuka puasa. Namun ada beberapa buah yang harus dihindari karena memiliki kandungan asam tinggi. Buah-buahan yang mengandung asam bisa membuat lambung perih sehingga menimbulkan rasa sakit serta perasaan tidak nyaman. Selain buah yang asam, semua buah bisa menjadi pilihan namun tetap pada prinsip tidak makan berlebihan.

Usai mengonsumsi makanan kecil, ayah tiga anak ini menyarankan sebaiknya memberikan waktu tenggang sekitar 15 menit sampai 30 menit sebelum menyantap makan malam. Waktu tersebut bisa dipergunakan untuk salat Magrib serta membiarkan makanan ringan yang baru masuk diserap dengan baik ke dalam tubuh.

"Berikan kesempatan untuk tubuh supaya dicerna dulu, salat dulu, salat tiga rakaat baru siap-siap ke makan malam," ujar pakar nutrisi lulusan University of Queensland, Australia ini.

Tidak lupa tetap mengontrol diri selama bulan puasa supaya tidak makan berlebihan ketika berbuka, baik mengonsumsi makanan ringan atau saat menyantap asupan yang berat seperti nasi dan lauk-pauk lainnya. Berusaha makan secukupnya walaupun disajikan berbagai menu makanan yang menggoda.

Sebanyak apa pun makanannya tetap berhentilah sebelum kenyang. Bila terlalu kenyang bisa membuat tubuh tidak nyaman karena memberatkan proses kerja di dalam tubuh Anda. Berusaha berhenti sebelum kenyang akan menjadi kebiasaan yang baik untuk aturan pola makan kedepannya.

"Kalau terlalu kenyang nanti jadi berat kerja organ pencernaan kita. Kerja jantung, ginjal, semuanya jadi berat, malah nanti bawannya ngantuk," tutur Pimpinan Klinik Konsultasi Gizi Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.